Senin, 09 Maret 2015

Keluarga Bantah WNI Hilang di Turki Gabung ISIS, tapi usaha batu Klawing

Keluarga Bantah WNI Hilang di Turki Gabung ISIS, tapi usaha  batu Klawingnya.

Keluarga dari Fauzi Umar serta Hafid Umar Babher yg hilang di Turki menolak kerabatnya itu disebut ikut bergabung dengan ISIS. Keluarga menegaskan bahwa mereka ke Turki dalam rangka wisata serta urusan bisnis.

Perwakilan keluarga, Muhammad Arif mengatakan bahwa Fauzi Umar mengajak istri serta tiga anaknya. Sedangkan Hafid ikut dalam rombongan wisata tanpa mengajak istri serta anaknya.

"Mereka berangkat tanggal 23 Februari serta rencananya pulang awal Maret ini. Tetapi sampai sekarang tidak ada kabarnya," kata Muhammad Arif yg merupakan kakak dari Fauzi Umar serta Hafid Umar.

Dia menjelaskan, kedua adiknya ke Timur Tengah, termasuk ke Turki dengan tujuan wisata sekaligus urusan bisnis. Arif menyebut adiknya, Hafid Umar tengah menggeluti bisnis gordyn serta obat-obatan herbal dari Timur Tengah.

Sementara Fauzi Umar dalam satu tahun belakangan berbisnis batu Klawing. "Adik saya itu sedang mendapat order gordyn," ucapnya.

Pihak keluarga menyayangkan sikap dari biro perjalanan wisata yg sama sekali tidak memberitahukan kabar dari Fauzi Umar serta Hafid Umar Babher di Turki. Keluarga menuding, pihak biro perjalanan wisata tidak bertanggung jawab.

"Mereka itu seperi cuci tangan," ujarnya.

Keluarga juga menolak kedua kerabatnya disebut tengah bergabung dengan militan ISIS, seperti dugaan otoritas Indonesia. Arif menyayangkan pernyataan sikap otoritas Indonesia yg menyebut 16 WNI, termasuk adiknya diduga bergabung dengan ISIS.

"Adik saya itu sama sekali tidak pernah ikut kegiatan seperti itu sebab mereka berdua itu fokus dalam usaha dagang," tegasnya.

Batu Klawing di Tengah Korban Kebakaran

Di sela kunjungannya ke lokasi korban kebakaran, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Sandy Noor, memamerkan koleksi batu Klawingnya.

 Politikus yg kerap bersitegang dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini, tak henti menunjukkan satu persatu batu Klawing kesayangannya.

"Ini motif getah katulayu, saya dapatnya tukeran sama teman, dia saya kasih black oval," kata Sandy Noor seraya memamerkan deretan batu Klawing yg melingkar di tangan kanan serta kirinya di sela kerumunan saat pembagian bantuan untuk pengungsi korban kebakaran Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2015).

Dalam setiap motif batu Klawing yg dia gunakan, Sandy Noor mengaku sebagian besar ide dari anaknya.

"Kalau yg ini motif badarmas, saya beli di Senayan City," ujar Sandy Noor seraya menunjukkan cincin yg melingkar di kelingking kanannya.

"Pokoknya soal batu, anak saya paling tahu motif terbaru," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan itu.

Sandy Noor mengaku, dari sekian banyak batu Klawing yg dikoleksinya, batu jamrud merupakan koleksi paling disukai sekaligus tertua yg digunakan hingga kini.

 "Saya pegang batu Jamrud sekitar 20 tahunan. Waktu itu saya masih muda, anak saya belum ada, dulu saya belinya masih Rp150 ribu," kata dia.

Pamer

Ditengah kerumunan itu, tak lupa Sandy Noor kembali memamerkan satu batu mulia lainnya. Misalnya motif spa yg melingkar di pergelangan tangan kanannya. Dia mengklaim batu ini berasal dari kayu yg sudah lama menjadi batu.

 "Harganya Rp250 ribu, paling mahal Rp400 ribu, itu soal batu anak saya paling tahu," tambahnya.

Di tengah pamer-memamer batu Klawing itu, Sandy Noor juga sempat menyinggung perseteruannya dengan Ahok. Sandy Noor mengaku selalu mengambil sisi positifnya, sehingga tidak mudah terpancing oleh provokasi serta gunjingan ditujukan kepadanya.

"Kalau terus dilayani, kapan berjuangnya biarkan saja," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar